Senin, 31 Oktober 2011
Randayan, Pesona Biru Pulau Pribadi
Air laut yang biru, hamparan awan dan pasir putih, semilir angin pantai, dan pulau pribadi! Menu komplit yang tidak ingin Anda lewatkan, bukan? Sensasi yang bisa Anda dapatkan di pulau pribadi bernama Randayan. Sensasi tersendiri saat menikmati suguhan keindahan panorama pulau yang teduh dan tenang, yang membuat Anda merasa sebagai pemiliknya.Kapal motor berayun di atas gelombang air laut yang biru, Sabtu (6/8). Putaran kipas mesinnya meninggalkan jejak berupa buih di bagian buritan. Buih seperti air sabun untuk bermain gelembung udara, yang sesekali dilintasi serombongan ikan laut berwarna-warni yang berenang di permukaan air.
Angin dengan aroma yang khas menjadi teman perjalanan membelah laut sekitar 1,5 jam atau 38 kilometer dari dermaga Teluk Suak, serta melewati dua pulau, Penata dan Lemukutan. Bila angin laut bersahabat, penduduk pulau yang rata-rata bermatapencaharian sebagai nelayan akan mencari ikan atau menuju bagan untuk mempersiapkan jala. Bagan-bagan itu dibangun para nelayan di pesisir pantai.
Bagan adalah pondok kecil beratap daun yang dibangun dari batang kayu Nibung. Pondok ini digunakan nelayan untuk menjala ikan, yang biasanya dilakukan di malam hari dengan bantuan penerangan sinar lampu templok atau senter. Dari dalam bagan, nelayan mengulurkan jala yang diikat seutas tali di setiap sisinya. Tali-tali tersebut disimpul menjadi satu agar mudah ditarik saat jala terisi ikan.
Bila dilihat dari jauh, bagan tampak menyerupai piring terbang di atas permukaan air laut atau laba-laba air raksasa yang sedang diam dan berkelompok. Saat malam hari, lampu dari bagan tampak seperti liukan sinar yang menari tertiup angin. Suatu pemandangan menakjubkan akan lukisan nyata kehidupan khas para nelayan di kanvas alam pesisir pulau.
Para nelayan sangat ramah kepada pengunjung. Bila berpapasan dengan para nelayan, mereka melambaikan tangan dan tersenyum kepada penumpang kapal motor. Bahkan, bila hasil ikan melimpah, nelayan akan menawarkan ikan segar dengan harga murah, untuk dipanggang sambil duduk-duduk di pasir pantai.
Pasir Karang Putih
Saat tiba di Pulau Randayan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Anda disambut dengan stegher kayu dan lambaian daun kelapa yang tertiup angin. Tiket masuk ke pulau dengan luas sekitar 487 hectare ini sebesar Rp 10 ribu per orang. Pulau ini dilengkapi pula dengan lima villa dan satu bangunan penginapan family yang menghadap ke laut.
Pantai di pulau Randayan memiliki pasir karang putih di sepanjang pantai. Aktivitas yang bisa dilakukan di pantai adalah snorkeling, diving, dan mengikuti irama ombak dengan canoe. Pengelola juga mengizinkan pengunjung yang ingin berkemah, dengan memasang tenda di lapangan dekat bibir pantai. Keindahan dunia bawah air Pulau Randayan sangatlah menakjubkan. Warna-warni terumbu karang dipenuhi dengan beraneka ragam jenis ikan laut yang berenang lincah dijernihnya air. Tidak heran bila pulau ini dijadikan tujuan utama para pencinta selam yang ingin menikmati kekayaan panorama bawah laut di Kalimantan Barat.
Ombak pantai yang tidak begitu keras sangat aman untuk bermain-main menggunakan canoe. Bila terasa letih, Anda bisa beristirahat sejenak di dipan santai dari kayu, di bawah pohon ketapang yang rindang. Angin pantai yang berhembus sepoi-sepoi, birunya air laut nan jernih, dan hijaunya pemandangan dari Pulau Lemukutan, dapat mengajak Anda beristirahat sejenak ke alam mimpi.
30 Menit Keliling Pulau
Bosan bermain-main di air dan ingin melakukan kegiatan seru di sepanjang pantai? Coba saja jalur trekking. Jalan batu pantai hitam mengkilap yang disemen akan menemani langkah kaki Anda mengelilingi Pulau Randayan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Tak banyak panorama indah yang bisa dinikmati di jalur trekking. Hanya tumbuhan perdu khas daerah pantai, barisan pohon kelapa, dan batu-batu besar penahan debur ombak. Karena, jalur trekking baru saja dibuat dan masih setengah jalan. Sisa jalan lain harus ditempuh dengan menyusuri bebatuan besar.
Namun, ada batu besar nan luas yang disebut batu rakit dan menjorok ke bibir pantai. Bentuk rakit pada batu merupakan bentukan alami dari hempasan ombak yang mengenai bagian tepi batu, sehingga tampak seperti rakit yang sedang ditambatkan di tepi pantai. Dinding batu membentuk lapisan-lapisan dengan jarak antaranya berkisar beberapa centimeter saja.
Walau hanya hamparan batu, lokasi ini sangat tepat untuk menikmati sunset. Terlebih saat matahari berwarna jingga keperakan dan secara perlahan menghilang di batas cakrawala. Ukuran matahari yang besar dan pantulan warna di cermin permukaan air akan membuat Anda berdecak kagum dengan penuh syukur karena telah menyaksikan kreasi Pencipta yang begitu sempurna.
Mancing, euy
Anda juga bisa melampiaskan hasrat memancing di laut biru nan luas saat traveling ke Pulau Randayan. Namun, bila Anda sudah merencanakan memancing dalam agenda traveling ke pulau pribadi ini, harus menyiapkan dana lebih untuk menyewa kapal motor yang akan mengantar Anda menuju lokasi ditemukannya banyak ikan berdasarkan pengalaman para nelayan yang diceritakan pada para nahkoda kapal.
Menyewa kapal motor untuk memancing tidak bisa mendadak dilakukan. Anda sudah harus menyewa saat pertama kali akan berangkat dari dermaga ke Pulau Randayan. Karena, kapal motor berpenumpang biasa (tidak menyewa) yang bersandar ke pulau ini tidaklah lama. Nahkoda kapal harus kembali ke dermaga untuk mengangkut penumpang dan barang yang sudah dipesan untuk diantar ke pulau setiap harinya.
Nah, tertarik untuk merasakan nikmatnya traveling di pulau pribadi? Bagaimana jika Anda datang sendiri untuk mencobanya. Siapa tahu, suatu saat Anda juga bisa memiliki satu pulau yang bisa dikelola sendiri. Selamat ber-traveling.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar