a traveler, a backpacker, food lover

Selasa, 25 Oktober 2011

Jogjakarta, Keramahan Wisata Dalam Budaya

Tidak ada komentar :
Sugeng rawuh. Tepat sekali Anda memilih Jogjakarta ke dalam daftar kunjungan untuk berwisata. Kota pelajar dengan luas 3.185,80 Km2 ini, akan memukau Anda dengan pesona dan keramahannya. Masih memegang teguh budaya, Jogjakarta seakan mengajak Anda memasuki alam tradisional dalam kumparan dunia modern.

Adat istiadat nya masih sangat kental dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, yang tetap menjaga dan melestarikan budaya peninggalan ratusan tahun silam. Jogjakarta akan mengajak Anda dalam kehidupan tradisional yang back to nature. Suguhan bangunan lama yang masih terawat dengan baik, didukung dengan pemandangan keindahan alami.
Awali wisata Anda untuk melihat daerah istimewa Jogjakarta dalam balutan peninggalan sejarah tradisional kerajaan. Ayunkan langkah Anda menuju Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dibangun pada tahun 1756 M atau 1682 untuk tahun Jawa. Saat berkunjung di lingkungan The Imperial House, Anda akan melihat display pakaian tradisional, senjata, dan kereta kuda yang pernah digunakan oleh raja-raja Jogjakarta.

Biasanya, pengunjung ramai mendatangi alun-alun utara Kraton Jogjakarta untuk mencoba peruntungan berjalan di tengah dua pohon beringin besar bernama Kyai Dewandaru dan Kyai Wijayandaru. Konon, siapa yang bisa lolos berjalan melewati pohon beringin kembar itu dengan mata tertutup, permohonannya akan terkabulkan.

Anda juga bisa berkunjung keTamansari yang dibangun di masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I, pada tahun 1758 dengan seni arsitektur Eropa yang dilengkapi makna simbolik Jawa melalui ukiran pada bangunannya. Dahulu lokasi ini adalah pesanggrahan untuk pertapaan raja Jogjakarta dan keluarga, dilengkapi dengan kolam pemandian.

Arsitektur Eropa dapat pula Anda jumpai saat berkunjung di museum Benteng Vredenburg yang didirikan pada tahun 1765, gedung Bank Indonesia, dan kantor pos Jogjakarta. Wisata ini dapat Anda lakukan dengan menumpangi andong atau becak.

Peninggalan sejarah banyak ditemukan di sekitar Kota Jogjakarta berupa candi-candi yang menakjubkan dan menjadi saksi bisu catatan sejarah yang pernah terjadi. Anda akan dibuat takjub saat menyaksikan kekokohan candi Borobudur. Candi Budha abad ke-9 yang dibangun oleh Raja Samaratungga dari kerajaan Mataram kuno keturunan Wangsa Syailendra ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa. Saat berada di tingkat teratas candi ini, Anda akan melihat pemandangan hijau di sekeliling candi.


Ada pula candi Hindu yang dibangun oleh Raja Rakai Pikatan dan Rakai Balitung di abad ke-10, yakni candi Prambanan. Legenda terkenal dari candi ini adalah permintaan putri Roro Jonggrang kepada Bandung Bondowoso untuk membangun candi dengan 1.000 arca dalam semalam sebagai bukti lambang cinta. Saat ini, Candi Prambanan dilengkapi dengan Taman Ramayana, berupa panggung pertunjukan untuk pewayangan orang.

Menurut cerita dari mulut ke mulut, pengunjung candi yang sedang berpacaran akan putus bila berkunjung di candi ini. Betulkah? Anda mungkin bisa membuktikannya sendiri. Candi lain yang bisa dikunjungi adalah Plaosan, Sambisari, Mendut, Pawon, dan Istana Ratu Boko.

Ingin menikmati keindahan alam Jogjakarta? Silakan berkunjung ke Pantai Parangtritis yang berjarak sekitar 30 Km dari Kota Jogjakarta. Pantai dapat ditempuh menggunakan bus dengan biaya Rp. 7.500 per orang. Pasir Pantai Parangtritis yang lembut di kaki akan membuat Anda lupa waktu saat bermain bersama debur ombaknya. Pantai lain yang juga bisa Anda kunjungi adalah pantai Kukup, Krakal, Baron, Sundak, Glagah, Depok, dan Parang Kusumo.


Kota Jogjakarta juga memiliki tugu yang berada di tengah kota. Uniknya, jika ditarik garis lurus, tugu Jogjakarta berada di tengah antara Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis. Menurut lelucon di Jogjakarta, Anda belum dikatakan berkunjung di kota ini jika belum memegang tugu.

Souvenir

Tidak lengkap rasanya bila tidak membeli sesuatu yang khas saat berkunjung ke Jogjakarta. Sebagai kota wisata, Anda bisa menemukan banyak barang kerajinan unik yang diolah dari tangan terampil dan kreatif. Batik merupakan karya kreatif yang umum ditemukan di Jogjakarta. Membeli batik tidaklah sulit. Anda bisa menyusuri sepanjang jalan Malioboro hingga pasar Beringhardjo untuk berburu batik.


Baju dan souvenir yang terbuat dari batik bisa Anda beli dengan harga yang dapat disesuaikan dengan isi dompet Anda. Ukiran dari tokoh pewayangan juga dapat menjadi alternatif lain untuk souvenir dengan kekhasan yang akan mengingatkan Anda tentang Jogjakarta.

Bagi pecinta perhiasan, silakan meluncur ke pusat kerajinan perak yang terletak di Kota Gede. Anting, kalung, cincin, dan hiasan rumah terbuat dari perak asli bisa Anda dapatkan di sini. Kisaran harga per item mulai puluhan ribu hingga jutaan Rupiah. Tergantung, jenis dan bentuk perak yang Anda pilih. Ingin belajar membuat perhiasan dari perak? Biasanya, toko perak yang memiliki tempat pembuatan untuk melayani pengunjung yang ingin memesan langsung bentuk perhiasan sesuai keinginan, akan memberikan izin.

Jogjakarta juga memiliki pusat kerajinan keramik dan gerabah yang berlokasi di Kasongan. Kerajinan ini berupa patung, lampu hias, furniture, topeng, kendi, dan perlengkapan rumah. Semuanya dibuat dari tanah liat dan tentunya, menarik.

Makanan

Apakah Anda menyiapkan dana minim untuk biaya konsumsi saat berada di Jogjakarta? Jangan kuatir. Anda bisa temukan gerobak penjual makanan dengan satu bangku panjang yang menjual nasi kucing. Nasi paket hemat berbungkus daun pisang ini dilengkapi sambal ikan teri atau tempe yang dipotong kecil-kecil dan digoreng kering. Harga per bungkus nasi kusing adalah Rp. 1.500.

Warung burjo yang menjual bubur kacang hijau dicampur ketan hitam dan sedikit santan merupakan pilihan bagi para mahasiswa luar daerah yang menuntut ilmu di Jogjakarta. Warung ini juga menjual indomi rebus dan goreng, plus cemilan berupa beberapa kue yang digoreng. Mengenyangkan dan murah meriah. Pilihan lain untuk membeli makanan dengan harga terjangkau adalah pecel lele, telur, tempe, dan ayam goreng di warung tenda pinggir jalan.

Makanan khas Jogjakarta yang tidak boleh Anda lewatkan adalah gudeg. Makanan yang terbuat dari buah gori (nangka) dan diolah dengan tambahan daging ayam atau telur, akan menggugah selera makan Anda. Perfecto delicio.

Mau mencicipi makanan yang unik? Datang saja ke warung makan Jejamuran yang menjual makanan serba jamur. Menu yang tersedia adalah sate, soup, rendang, pepes, tongseng jamur, dan sebagainya. Harga jejamuran berkisar Rp. 4.000-10.000. Makanan khas Jogjakarta juga bisa dijadikan oleh-oleh untuk keluarga atau kerabat Anda.


Silakan meluncur ke daerah sejuk Kaliurang untuk mencari jadah tempe. Makanan berupa ketan dan tempe bacem ini sangat tradisional dan cocok dijadikan teman minum the panas atau kopi. Atau, datang saja ke kawasan Pathuk, Kecamatan Ngampilan, Jogjakarta. Lokasi tersebut menjual bakpia pathuk, yakni bakpia yang berisi kacang hijau. Jajanan khas lainnya yang bisa Anda temukan di situ adalah yangko, geplak, madu mongso, dan ampyang. Silakan Anda memilih.

Tidak ada komentar :