Minggu, 03 April 2011
Menanti Film Orangutan Sintang Ala National Geographic dan Microsoft
Mata dunia kembali melirik Indonesia. Kali ini giliran Kalimantan Barat, tepatnya Kabupaten Sintang, yang berhasil menarik minat dunia dengan pesona Orang utan (Pongo pygmaeus). Tak kepalang tanggung, Orang utan dari Sintang tersebut akan difilmkan oleh National Geographic yang didukung oleh Microsoft, setelah ajakan kesepakatan kerjasama oleh organisasi non profit dunia, Orang utan Outreach. Berita ini saya peroleh dari satu koran lokal di Kalimantan Barat, saat berteduh dari hujan di satu warung kopi di Kota Bengkayang (satu kabupaten di Kalbar), beberapa waktu lalu.
Jarak Kabupaten Sintang dari ibukota provinsi sekitar 395 kilometer. Lokasi pengambilan film dokumenter mengenai Orang utan tersebut dilakukan di sekitar rumah adat Dayak Sintang, Betang (Long house) Ensaid Panjang, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari ibukota kabupaten. Kabarnya, lima orang anak dari beberapa negara di dunia, akan dipilih untuk menetap bersama masyarakat suku Dayak Sintang selama enam bulan, mulai Maret hingga September 2011. Lima anak tersebut akan melebur bersama anak-anak suku Dayak Sintang, belajar budaya setempat dan mengenali Orang utan di habitat alami yang ada di sana.
Betang Ensaid Panjang terletak di Desa yang bernama sama dengan rumah panjang tersebut, di Kecamatan Kelam Permai. Selain terdapat habitat alami Pongo pygmaeus, betang Ensaid Panjang juga terkenal dengan kerajinan kain tenun ikat Dayak yang sangat indah. Kain tenun ini dikerjakan secara manual dengan alat tenun yang masih tradisional. Bahan pewarna yang digunakan untuk kain ini ada yang alami, dari bahan pewarna tumbuh-tumbuhan di hutan sekitar Betang, dan pewarna kimia/buatan. Mengunjungi Betang Ensaid Panjang dapat dilakukan dengan mudah. Transportasi menggunakan kendaraan bermotor, dengan jalan darat yang beraspal.
Mata pencaharian utama penduduk di Ensaid Panjang adalah bertani dan menyadap karet. Menenun merupakan pekerjaan sampingan bagi perempuan Dayak setempat, yang biasanya dilakukan setelah menyelesaikan pekerjaan utama. Mereka juga membuat kerajinan tas, topi, tudung saji, tikar, berbahan rotan atau bambu.
Kealamian penduduk di Betang Ensaid Panjang, memang sangat menarik untuk diketahui. Kehidupan sosial dalam betang yang bisa menampung 100 orang, sangat rukun dan taat pada aturan adat istiadat yang berlaku. Termasuk, aturan untuk menjaga kealamian hutan di sekitar tempat tinggal mereka. Tak salah jika film dokumenter ala Microsoft dan National Geographic tersebut masuk dalam daftar film yang harus kita nantikan. Film ini rencananya akan diputar di bioskop dan masuk dalam 10 program National Geographic di televisi.
Sumber foto : dailymail.co.uk/i/pix
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar